IDENTIFIKASI DIAGNOSIS KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF
Abstract
Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi masalah penting di dunia termasuk di Indonesia. Salah satu penyakit jantung yang dialami masyarakat adalah Penyakit Gagal Jantung Kongestif. Pasien dengan penyakit ini mengalami ketidakmampuan mendistribusikan darah secara adekuat sehingga menimbulkan keluhan merasa letih, sesak napas, nadi cepat, mudah lelah saat aktivitas, dan retensi cairan. Selama ini diagnosis keperawatan yang ditegakkan oleh perawat di RS adalah pola napas tidak efektif dan intoleransi aktivitas. Perawat menegakkan diagnosis keperawatan berdasarkan kebiasaan dan belum ada penelitian terkait diagnosis keperawatan yang dialami pasien dengan gangguan pada jantung. Penegakan diagnosis keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam proses keperawatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi diagnosis keperawatan apa saja yang muncul pada pasien CHF di sebuah RS Tipe C di daerah Lampung. Rancangan penelitian adalah deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah pasien Gagal Jantung Kongestif, dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling, pada 60 responden. Kriteria inklusi responden terpilih adalah dengan diagnosa medik gagal Jantung Kongestif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner berisi data subjektif dan objektif berupa keluhan pasien untuk penegakan diagnosa keperawatan. Data selanjutnya diolah dengan mengitung prosentase diagnosa keperawatan yang banyak dialami oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diagnosis keperawatan Penurunan curah jantung dialami oleh 100% responden, Keletihan dialami oleh 100% responden, Intoleransi aktivitas dialami oleh 100% responden, Pola napas tidak efektif dialami oleh 80% responden, Hipervolemia dialami oleh 50% responden dan Ansietas dialami oleh 80% responden.Diagnosis keperawatan yang ditegakkan merupakan dasar utuk perencanaan keperawatan selanjutnya.
References
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. (2019). Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular.
Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth (Ellen Panggabean, Penerjemah). Jakarta : EGC.
De Souza EN, Rohde LE, Ruschel KB, Mussi CM, Beck-Da-silva L, Biolo A, et al.(2014). A nurse-based strategy reduces heart failure morbidity in patients admitted for acute decompensated heart failure in Brazil: The Helen-II clinical trial. Eur J Heart Fail. 1;16(9):1002–8.
Dickson. (2013), Multiple Comorbid Condition Chalenge Heart failure Self care by decreasing Self Efficacy. Nurs Res. 62(1):12–7.
Nurjanah Intansari. (2010). Proses Keperawatan : NANDA, NOC, NIC. Yogyakarta: Mocomedia; 2010.
Debora. (2013). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba Medika; 2013.
Sastroasmoro S, & Ismail. (2014).Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. 3rd ed. Jakarta: Sagung Seto.
Vani SC. (2011). Penyakit penyerta dan gaya hidup pada penyakit Congestive Heart Failure (CHF) di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo dan RS. Stella Maris Makasar.
Nan Hou. (2004). Relationship of age and sex to health-related quality of life in patients with heart failure . American Journal of Critical Care. 13(2):153–61.
Harigustian Y, Dewi A, Khoiriyati A. (2016). Gambaran Karakteristik pasien gagal Jantung Usia 45 – 65 Tahun di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Indonesian Journal of Nursing Practices. 1(1).
PPNI. (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI.
Nugraha BA, Fatimah S, Kurniawan T. (2016). Fatigue pada Pasien Gagal Jantung. Jurnal Medi Cendekia. 3 (1).
Muttaqin A. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika; 2009.
Brunner & Suddarth. Jakarta. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Vol. 2. Jakarta: EGC; 2013.