Jurnal Keperawatan dan Kesehatan https://jurnal.itekesmukalbar.ac.id/index.php/JK2 <div style="text-align: justify;">JKK (Jurnal Keperawatan dan Kesehatan), with registered number ISSN <a href="http://u.lipi.go.id/1273563605" target="_blank" rel="noopener">2806-8375</a> (print), ISSN <a href="http://u.lipi.go.id/1455774300" target="_blank" rel="noopener">2528-0937</a> (online) is the scientific nursing journal published by Research and Public Devotion STIK Muhammadiyah Pontianak. It is on the national level that covers a lot of common problems or issues related to the Nursing Sciences. The aim journal is to update new research in nursing sciences and nursing sciences development for renewing&nbsp;knowledge and policies for nursing implementation.JKK (Jurnal Keperawatan dan Kesehatan) has been published in print versions since 2014 in three- terms, but in 2017 JKK is going to publish journals twice in two-term: April and October. Then, there is turnover for the journal cover. Please read these guidelines carefully. &nbsp;Authors who want to submit their&nbsp;manuscript to the editorial office of&nbsp;JKK (Jurnal Keperawatan dan Kesehatan) should obey the writing guidelines. If the&nbsp;manuscript submitted is not appropriate with the guidelines or written in a different format, it will&nbsp;BE REJECTED by the editors before further review. The editors will only accept manuscripts that meet the assigned format. Please Download&nbsp;the Template&nbsp;<a title="Petunjuk Penulisan" href="https://docs.google.com/document/d/1PBz_yZAkFfqaAiU5wRvu8DL-K8F0UtcRJdSz0QTMiok/edit" target="_self">HERE.</a></div> <div style="text-align: justify;">&nbsp;</div> Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak en-US Jurnal Keperawatan dan Kesehatan 2086-8375 PENGARUH PENGINGAT ELEKTRONIK TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN TETES MATA PADA PASIEN GLAUKOMA https://jurnal.itekesmukalbar.ac.id/index.php/JK2/article/view/399 <p>Glaukoma merupakan&nbsp; penyakit mata progresif yang menyebabkan kebutaan permanen dan berhubungan dengan penurunan kualitas hidup. Terapi yang digunakan untuk penderita glaukoma yaitu dengan menggunakan tetes mata, yang tujuannya untuk menurunkan tekanan intra Okular (TIO). Dampak Ketidakpatuhan dalam penggunaan obat menyebabkan hasil yang lebih buruk pada pasien dengan glaukoma. Kepatuhan dalam penggunaan tetes mata salah satunya dapat ditangani dengan terapi non farmakologis yaitu penggunaan pengingat elektronik. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan pengingat elektronik terhadap kepatuhan pemberian tetes mata pada pasien glaukoma. Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah <em>quasi experimental design </em>dengan rancangan<em> Non Equivalen Control Group</em>. Pasien diberikan intervensi selama 1 minggu untuk mengukur kepatuhan menggunakan <em>Morisky Medication Adherence Scale 8 </em>(MMAS-8). Kriteria dalam penelitian ini adalah pasien glaukoma yang hanya menggunakan obat tetes mata. Hasil: Pada kelompok intervensi yang diberi penggunaan pengingat elektronik terdapat peningkatan didapatkan nilai rata-rata sebelum 4,63 dan sesudah intervensi 6,21dan pada kelompok kontrol didapatkan nilai rata-rata sebelum 5,26 dan sesudah 5,05. Kesimpulan: Penerapan intervensi penggunaan pengingat elektronik pada pasien glaukoma dapat meningkatkan kepatuhan pemberian tetes mata, kami merekomendasikan ini sebagai opsi pendukung untuk meningkatkan kepatuhan pemberian tetes mata pada pasien glaucoma.</p> Nurina Listyani Agus Purnama Sumedi Sumedi ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-04-30 2025-04-30 16 1 1 7 10.54630/jk2.v16i1.399 EFEKTIVITAS PERAWATAN METODE KANGGURU PADA PREMATUR BBLR: SCOPING REVIEW https://jurnal.itekesmukalbar.ac.id/index.php/JK2/article/view/407 <p><strong>Latar Belakang</strong>: BBLR khususnya bayi premature sering menghadapi berbagai masalah antara lain: asfiksia, hipotermia, ikterus dan gangguan pernafasan. Perawatan BBLR di incubator memerlukan biaya perawatan yang tinggi serta tenaga Kesehatan yang berpengalaman. Maka untuk menjaga agar BBLR tidak mengalami masalah hipotermi diperlukan suatu metode yang berfungsi sebagai pengganti incubator di RS dengan perawatan metode kangguru. <strong>Metode</strong>: Penelusuran jurnal dengan <em>search engine</em> (<em>Google Scholar</em>, <em>Science Direct </em>dan <em>Pubmed),</em>dengan kata kunci “<em>Kangoroo Mother Care</em>”melakukan kajian dengan diagram PRISMA didapatkan 15 jurnal yang layak disintesis. <strong>Tujuan</strong>: Melihat efektivitas dari perawatan metode kangguru pada bayi premature BBLR. <strong>Hasil</strong>: &nbsp;Perawatan dengan metode kanguru terbukti memiliki manfaat signifikan bagi bayi, terutama dalam aspek neurobehavioral, respon stres, pemenuhan nutrisi enteral, peningkatan berat badan, tingkat aktivitas, stabilitas tanda-tanda vital, pengurangan stres fisiologis, insiden sepsis neonatorum, morbiditas dan durasi ventilasi non invasif. Selain dampaknya terhadap bayi, perawatan metode kanguru juga memberikan keuntungan besar bagi ibu meliputi peningkatan persepsi, pengetahuan, penurunan hambatan, tingkat stres, peningkatan kualitas tidur, produksi ASI, efikasi diri dan ketahanan. Dari perspektif sistem administrasi, implementasi metode kanguru juga menunjukkan efisiensi biaya perawatan di rumah sakit yang dapat mendorong penyesuaian kebijakan terkait alokasi sumber daya</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>Efektivitas; Perawatan Metode Kangguru; Prematur BBLR</p> Endhang Nilaprapti Astuti Lestari Cau Kim Jiu ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-04-30 2025-04-30 16 1 8 26 10.54630/jk2.v16i1.407 GAMBARAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA ANAK DENGAN PENDERITA EPILEPSI DI RSUD PAMBALAH BATUNG https://jurnal.itekesmukalbar.ac.id/index.php/JK2/article/view/410 <p><em>Background: Epilepsy is a chronic disease with a high incidence rate, especially in developing countries because the health service system has not been successful in eradicating the causes of Epilepsy. Epilepsy is like other chronic diseases, its recurrence can be controlled by compliance with taking medication. Epilepsy treatment is carried out over a long period of time, perhaps even for the patient's lifetime, however, long-term regular use of medication increases the risk of non-compliance with treatment. Objective: To determine treatment compliance in children with epilepsy at Pambalah Batung, Hospital. Method: Quantitative research with observational descriptive design. The sample consisted of 25 parents of children with epilepsy who sought treatment at the Children's Polyclinic at Pambalah Batung, Hospital in April 2024. Data were analyzed using univariate analysis. Results: Children with epilepsy range in age from 1 year to 9 years. The duration of epilepsy was less than 3 months for 22 people (88%) and more than 3 months for 3 people (12%). Compliance with treatment in children with epilepsy was high as many as 24 people (60%) and moderate compliance as many as 9 people (36%). Conclusion: Most children with epilepsy have high medication compliance and a small number have moderate compliance. It is hoped that Pambalah Batung, Hospital will continue to provide health education to patients and families about caring for epilepsy sufferers at home and always recommend that they comply with the consumption of antiepileptic drugs to avoid repeated seizures or other undesirable things.</em></p> <p><strong><em>Keyword:</em></strong><em> Epilepsy; Medication Compliance</em></p> Novita Suci M. Arief Wijaksono Ahmad Syahlani Muhammad Ihya ulumuddin ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-04-30 2025-04-30 16 1 27 34 10.54630/jk2.v16i1.410 Breastfeeding Self Efficacy Pada Ibu Primipara dan Multipara https://jurnal.itekesmukalbar.ac.id/index.php/JK2/article/view/416 <p><em>Breastfeeding Self Efficacy</em> (BSE) adalah keyakinan seorang ibu tentang kemampuan dirinya untuk menyusui bayinya. Hal ini mencakup informasi seperti berapa banyak usaha yang dilakukan, apakah ibu memilih untuk menyusui atau tidak, apakah ibu memiliki kemampuan untuk meningkatkan atau tidak, dan bagaimana ibu menangani masalah emosional yang berkaitan dengan menyusui. Salah satu hal yang mempengaruhi <em>breastfeeding self efficacy</em> yakni pencapaian kinerja seperti pengalaman menyusui dimasa lalu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan breastfeeding <em>self efficacy</em> pada ibu primipara dan multipara. Desain penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan menggunakan pendekatan cress sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 50 ibu <em>post partum</em> dengan teknik purposive sampling. Pada penelitian ini menggunakan instrumen baku yakni kuesioner <em>Breastfeeding Self Efficacy Short Form</em>. Analisis yang digunakan ialah <em>independent sample T test.</em> Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa nilai mean BSE pada ibu primipara adalah 48,64 sedangkan pada ibu multipara, didapatkan mean BSE adalah 61,52 dengan p value 0,00 &lt; alpha 0,05 artinya Ho ditolak. Terdapat perbedaan yang signifikan pada BSE ibu primipara dan multipara. <em>Breastfeeding Self Efficacy</em> (BSE) pada ibu multipara lebih tinggi dibandingkan ibu primipara. Pengalaman menyusui sebelumnya menjadi faktor utama yang meningkatkan keyakinan diri ibu multipara dalam menyusui.</p> <p><strong>Kata kunci: </strong>B<em>reastfeeding self efficacy</em>; ibu <em>postpartum</em>; paritas</p> Ribka Pebriana Hutabarat Widia Lestari Musfardi Rustam ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-04-30 2025-04-30 16 1 35 43 10.54630/jk2.v16i1.416 PENGARUH EDUKASI KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG TUBERCULOSIS PARU https://jurnal.itekesmukalbar.ac.id/index.php/JK2/article/view/463 <p><em>Chronic diseases such as tuberculosis (TB) which is a disease with a fairly high incidence rate and is one of the causes of death in the world. World Health Organization (WHO) data in 2021 revealed that TB is the 13th cause of death and the second infectious killer after Covid-19. The purpose of this study was to determine the effect of health education on the level of public knowledge about tuberculosis in the Ledo District Health Center Work Area. This research method uses a quasi-experiment with a one group pretest-posttest design, without a comparison group (control) which was carried out on a population of 1323 people with a sample of 93 people selected using a random sampling technique conducted in September-December 2023. The results of this study found that most respondents were on average &lt;39 years old (51.6%), female (73.1%) with high school education (41.9%). Researchers found that before the education was conducted, they had quite good knowledge (51.6%) and after the education, knowledge increased to good (55.9%), with a p value = 0.000. The conclusion of this study is that there is an influence of health education on the level of public knowledge about tuberculosis. Therefore, it is expected that through education with leaflet media and lecture methods, the level of public knowledge about pulmonary tuberculosis will increase.</em></p> Yenni Lukita Renita Renita Indri Erwhani ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-04-30 2025-04-30 16 1 44 49 10.54630/jk2.v16i1.463 KUALITAS TIDUR ORANG DEWASA DENGAN HIPERTENSI https://jurnal.itekesmukalbar.ac.id/index.php/JK2/article/view/413 <p><strong><em>Background :</em></strong><em> Poor sleep quality can be related to health conditions such as hypertension. </em></p> <p><strong><em>Objective :</em></strong><em> To determine the relationship between sleep quality and the incidence of hypertension in adults at the Tanjung Hulu Community Health Center, East Pontianak.</em></p> <p><strong><em>Method :</em></strong><em> This research uses an analytical observational research design with a cross-sectional study approach, namely the independent variable as risk and the dependent variable as effect. A total of 96 adult respondents were research subjects using a sleep quality questionnaire (PSQI) and blood pressure results in medical records. The data analysis technique used is univariate analysis and bivariate analysis using the Kendall's Tau-B test.</em></p> <p><strong><em>Results :</em></strong><em> Based on the results of the analysis using the Kendall's Tau-B statistical test, the P value = 0.387 and the r value = - 0.089. Respondent characteristics including age were mostly 51.0% aged 36-45 years. Most of them are female, 71.9%. Most have jobs as much as 62.5%.</em></p> <p><strong><em>Conclusion :</em></strong><em> There is no relationship between sleep quality and the incidence of hypertension in adults at the Tanjung Hulu Community Health Center, East Pontianak.</em></p> <p><strong><em>Keywords&nbsp; &nbsp; :</em></strong><em> Sleep Quality, Incidence of Hypertension, Adults</em></p> Dinda Miranda Septiastuti Ervina Lili Neri Suhaimi Fauzan ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-09-25 2025-09-25 16 1 50 58 10.54630/jk2.v16i1.413 HUBUNGAN SELF AWARENESS TERHADAP KEPATUHAN FIVE MOMENTS OF HAND HYGIENE PERAWAT https://jurnal.itekesmukalbar.ac.id/index.php/JK2/article/view/417 <p><strong>Pendahuluan: </strong>Profesi perawat adalah salah satu profesi yang berperan penting dalam pelayanan kesehatan. Perawat yang melakukan pelayanan selama bertugas harus menjaga kepatuhan pada <em>five moments of hand hygiene. </em>Pelaksanaan kepatuhan <em>five moments of hand hygiene </em>memiliki kendala pada kesadaran diri <em>(self awareness) </em>perawat dalam penerapan prosedur <em>hand hygiene. Self awareness</em> bagi perawat dapat bermanfaat untuk mengenali kondisi lingkungan yang mempengaruhi kemampuan untuk memberikan perawatan efektif dengan pelaksanaan kepatuhan <em>five moments of hand hygiene.</em> Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan <em>self awareness</em> terhadap kepatuhan <em>five moments of hand hygiene</em> pada perawat di Irna<em> Medical</em> dan Irna <em>Surgical</em> RSUD Arifin Achmad.<strong> Metode:</strong> Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif korelatif melalui pendekatan <em>cross sectional</em>. Sampel pada penelitian ini berjumlah 89 responden perawat yang diambil berdasarkan kriteria inklusi menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Analisi yang digunakan adalah analisis bivariat menggunakan uji <em>chi square</em>. <strong>Hasil: </strong>Hasil penelitian menunjukkan analisis data <em>self awareness</em> dikategorikan tinggi sebanyak 58 responden (65.2%), besar responden patuh dalam melaksanakan <em>five</em> <em>moments of hand hygiene</em> yaitu sebanyak 57 responden (64.0%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa <em>self awareness</em> terhadap kepatuhan <em>five moments of hand hygiene</em> perawat berhubungan dengan <em>p-value</em> 0,044 &lt; 0,05. <strong>Kesimpulan: </strong>Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas perawat memiliki <em>self awareness</em> tinggi dan kepatuhan dalam melaksanakan <em>five moments of hand hygiene, </em>sehingga didapatkan bahwa <em>self awareness</em> berhubungan dengan kepatuhan <em>five moments of hand hygiene</em> perawat.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> <em>five moments of hand hygiene; </em>kepatuhan; perawat<em>; self awareness</em></p> Dea Adelia Juliana Wice Purwani Suci Widia Lestari ##submission.copyrightStatement## http://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-10-15 2025-10-15 16 1 59 69 10.54630/jk2.v16i1.417