ANALISIS FAKTOR RESIKO STUNTING DI KECAMATAN MENGGALA KABUPATEN TULANG BAWANG
Abstract
ABSTRACT
The prevalence of stunting in Southeast Asia 2020 reached 30.1% or 51.1 million children under five in 2020 (UNICEF/WHO/World Bank Group, 2021). Stunting is a developmental disorder experienced by children due to poor nutrition, repeated infections, and inadequate psychosocial stimulation. Children are defined as stunted if their height for age is more than two standard deviations below the median WHO child growth standard (WHO, 2015). Indonesia occupies the 2nd highest stunting position for toddlers at 31.8%. Lampung is included in five provinces that have nutritional problems with an acute category of 18.5% (SSGI, 2021). From this figure, Tulang Bawang Regency contributed to the stunting incidence of 32.24% (Health Profile of Lampung Province, 2019).
This type of research is quantitative with a descriptive research design. By using the Total Sampling technique, the sample in this study was 88 stunted toddlers aged 0-59 months in Menggala District, Tulang Bawang Regency in 2022.
The results showed that a history of abnormal birth weight (59.1%), history of abnormal birth length (76.1%), history of not exclusive breastfeeding (87.5%), infectious diseases (54.5%), lack of health services and immunization (64.8%), female gender (55.7%), age at risk (34.1%), lack of mother's knowledge (64.8%), negative parenting pattern (63.6%), high the father's body is in a low category (31.8%), the mother's height is in the less category (13.6%), the mother's education is in a low category (76.1%), the working mother category is (53.4 %), low family income category (94.3%), number of family members >4 (46.6%), unavailability of food (56.8%), unhealthy environmental sanitation category (52.3%). Suggestion: this research is expected to be knowledge or can improve understanding of the problem of stunting in children,
Abstrak
Prevalensi stunting di Asia Tenggara pada tahun 2020 mencapai angka 30,1% atau 51,1 juta balita di tahun 2020 (UNICEF/WHO/World Bank Group, 2021). Stunting ialah gangguan tumbuh kembang yang dialami oleh anak akibat gizi buruk, infeksi berulang dan stimulasi psikososial yang tidak memadai. Anak-anak didefinisikan sebagai stunting jika tinggi badan menurut usia mereka lebih dari dua standar deviasi di bawah median standar pertumbuhan anak WHO (WHO, 2015). Indoneisa menempati posisi stunting balita tertinggi ke-2 sebesar 31,8%. Dari hasil SSGI, Lampung termasuk dalam lima provinsi yang mempunyai masalah gizi dengan kategori akut yaitu sebesar 18,5% (SSGI, 2021). Dari angka tersebut, Kabupaten Tulang Bawang menyumbang angka kejadian stunting sebesar 32,24% (Profil Kesehatan Provinsi Lampung, 2019). Tujuan penelitian mengetahui distribusi frekuensi faktor resiko stunting di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2022.
Jenis penelitian ini kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif. Dengan menggunakan teknik Total Sampling, sample dalam penelitian ini adalah 88 balita stunting usia 0-59 bulan di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang Bawang tahun 2022.
Hasil penelitian menunjukan bahwa riwayat berat badan lahir tidak normal (59,1%), riwayat panjang badan lahir tidak normal (76,1%), riwayat tidak ASI Eksklusif (87,5%), penyakit infeksi (54,5%), kurang nya pelayanan kesehatan dan imunisasi (64,8%), jenis kelamin perempuan (55,7%), usia berisiko (34,1%), kurang nya pengetahuan ibu (64,8%), pola asuh negative (63,6%), tinggi badan ayah kategori kurang (31,8%), tinggi badan ibu kategori kurang (13,6%), pendidikan ibu kategori rendah (76,1%), kategori ibu bekerja (53,4%), kategori pendapatan keluarga rendah (94,3%), jumlah anggota keluarga >4 (46,6%), ketersediaan pangan yang tidak tersedia (56,8%), kategori sanitasi lingkungan tidak sehat (52,3%). Saran: penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan atau dapat meningkatkan pemahaman menganai masalah stunting pada anak, diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian yang berhubungan faktor pada stunting yang terjadi pada anak dan di tambahkan dengan faktor yang mempengaruhi.
References
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik
Aridiyah, Farah Okky dkk. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Pada Anak Blalita Di Wilayah Pedesaan Dan Perkotaan. Jurnal Pustaka Kesehatan. Volume 3, Nomor 1. Halaman 163-170.
Asian Development Bank (ADB). 2021. Prevalensi Stunting Ke 2 Indonesia Se Asia Tenggara (di unduh tanggal 10 Januari 2022 di https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/25/prevalensi-stunting-balita-indonesia-tertinggi-ke-2-di-asia-tenggara)
Astutik. 2018. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Balita Usia 24-59 bulan (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati Tahun 2017). Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 6, Nomor 1. Halaman 409-418.
Bickel Gary et all. Guide to measuring household food security. USDA: Alexandria; 2000
BPS Kabupaten Tulang Bawang. 2021. Upah Minimum Provinsi Lampung dan Kabupaten Tulang Bawang (Rupiah) 2020-2022 (diunduh tanggal 15 Januari 2022 di http://tulangbawangkab.bps.go.id/indicator/6/303/1/upah-minimum-provinsi-lampung-dan-kabupaten-tulang bawang.html)
Budhathoki et All. 2019. Stunting Among Under 5-Years-Old in Nepal: Trends and Risk Factors. Maternal and Child Health Journal, 24 Suppl 1, Halaman 539-547
Data World Bank. Prevalence of stunting, height for age (modeled estimate, % of children under 5) – Indonesia (di unduh pada tanggal 10 Januari 2022 di https://data.worldbank.org/indicator/SH.STA.STNT.ME.ZS?locations=ID)
Fitri Lidia. 2018. Hubungan BBLR Dan ASI Eksklusif Dengan Kejasian Stunting Di Puskesmas Lima Puluh Pekanbaru. Jurnal Endurance 3(1). Halaman 131-137.
Hafid, Fahmi dan Nasrul. 2015. Faktor Risiko Stunting Usia 6-23 Bulan Di Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto. Jurnal MKMI. Halaman 139-146
Handayani, Tri. 2020. Analisis Faktor Resiko Yang Berhubungan dengan Stunting Pada Balita Usia 0-59 bulan Desa Karang Duwur Puskesmas Kalikajar 1 Wonosobo. Poltekkes Semarang.
Hoek W Van Der, Feenstra. SG, Konradsen F. Availability of irrigation water for domestic use in pakistan: its impact on prevalence of diarrhoea and nutritional status of children. Journal of Health Population and Nutrition [serial on internet]. 2002. Halaman 77-84.
Kadir. Gizi Masyarakat. Yogyakarta: Absolute Media,
Kusharisupeni. (2002). Peran Status Kelahiran Terhadap Stunting Pada Bayi: Sebuah Studi Prospektif. Jurnal Kedokteran Trisakti, Vol 23. No 3, Halaman 74
Kusumawati, Erna et All. 2015. Model Pengendalian Faktor Resiko Stunting Pada Anak Usia Di Bawah Tiga Tahun. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 9, No. 3, Halaman 249-256
Maywita, Erni. 2015. Faktor Risiko Penyebab Terjadinya Stunting Pada Balita Umur 12-59 Bulan Di Kelurahan Kampung Baru KEC. Lunuk Begalung Tahun 2015. Jurnal Riset Hesti Medan. Volume 3, Nomor 1. Halaman 56-65
Mentari dan Hermansyah. 2018. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Stunting Anak Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja UPK Puskesmas Siantan Hulu. Jurnal Gizi Pontianak, Volume 1, No. 1, Halaman 1-5
Nadiyah, dkk. 2014. Faktor Risiko Stunting Pada Anak Usia 0-23 Bulan Di Provinsi Bali, Jawa Barat, Dan Nusa Tenggara Timur. Jurnal Gizi Dan Pangan. Volume 9, Nomor 2. Halaman 125-132
Nasrul dkk. (2015). Faktor Risiko Stuntign Usia 6-23 bulan Di Kecamatan Bontoramba Kabupaten Jeneponto, Jurnal MKMI, Halaman 139-146
Ni’mah, Khoirun. 2015. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Blita. Jurnal Media Gizi Indonesia. Volume 10, Nomor 1. Halaman 13-19.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya
Novelinda, Ratu dkk. 2018. Hubungan Tinggi Badan Orangtua Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan Di Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara. Jurnal KESMAS. Volume 7, Nomor 4.
Novikasari Linawati dkk. (2021). Hubungan Riwayat Penyakit Infeksi Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-59 Bulan, Jurnal Kebidanan Malahayati, Vol 7. No 2, Halaman 200-206
Nurdin Siti et All. 2019. Faktor Ibu. Pola Asuh Anak, dan MPASI Terhadap Kejadian Stunting di Kabupaten Gorontalo. Jurnal Riset Kebidanan Indonesia, Vol 3, No. 2, Halaman 74-81
Nursyamsiyah. 2021. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 24-59 Bulan. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa. Volume 4, Nomor 3. Halaman 611-622.
Pakpahan, et All. 2021. Cegah Stunting Dengan Pendekatan Keluarga. Yogyakarta: Gava Media
Prevalensi Stunting WHO Update. 2021 (di unduh pada tanggal 10 Januari 2022 di https://www.who.int/data/gho/data/indicators/indicator-details/GHO/gho-jme-stunting-prevalence)
Profil Kesehatan Indonesia. 2019. Kesehatan Keluarga. Kemenkes RI, Halaman 135-146
Profil Kesehatan Provinsi Lampung. 2019. Prevalensi status gizi balita.
Rahayuwati Laili et All. 2020. Analysis Of Factors Affecting The Prevalence Of Stunting On Children Under Five Years, EurAsian Journal of BioSciences, Halaman 6725-6735
Rahmadi Antun. (2016). Hubungan Berat Badan Dan Panjang Badan Lahir Dengan Kejadian Stunting Anak 12-59 bulan di Provinsi Lampung, Jurnal Keperawatan, Volume XII (Nomor 2), Halaman 209
Rochmah, Amalia. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Stunting Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Wonosari I. Naskah Publikasi.
Roudhotun, Nasikhah. 2012. Faktor-Faktor Kejadian Stunting Pada Balita Usia 24-36 Bulan Di Kecamatan Semarang Timur. Artikel Penelitian
SSGI. 2021. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tingkat Nasional, Provinsi dan kabupaten/ kita Tahun 2022
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian. Bandung: IKAPI
Sutriana, et All. 2020. Analisis Faktor Resiko Kwejadian Stunting Pada Balita Di Kawasan Pesisir Kabupaten Pinrang, Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan, Volume 3, No. 3, Halaman 432-443
Sutrio dan Mindo L. 2019. Berat Badan Dan Pnajnag Badan Lahir Meningkatkan Kejadian Stunting. Jurnal Kesehatan Metri Sai Wawai. Volume 12, Nomor 1. Halaman 21-29.
Syabandini Isninda Priska, et all. (2018). Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6-24 Bulan Di Daerah Nelayan, Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 6 (Nomor 1), Halaman 496
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 2017. 100 Kabupaten/Kota Prioritas Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting) Ringkasan, Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia
Unicef 2021. The UNICEF/WHO/WB Joint Child Malnutrition Estimates (JME) group released new data for 2021 (di unduh pada tanggal 10 Januari 2022 di https://www7.who.int/news/item/06-05-2021-the-unicef-who-wb-joint-child-malnutrition-estimates-group-released-new-data-for-2021)
Wahdah, Siti. 2015. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Umur 6-36 Bulan Di Wilayah Pedalaman Kecamatan Silat Hulu Kapuas Hulu Kalimantan Barat. Jurnal Gizi Dan Dietetik Indonesia. Volume 3, Nomor 2. Halaman 119-130
Wanda Lestari, et All. 2018. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 014610 Sei Renggas Kecamatan Kisaran Barat Kabupaten Asahan. Jurnal Dunia Gizi, Volume 1 No. 1, Halaman 59-64
Wawan, dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran, Sikap, Dan peilaku Manusia. Yogyakarta: Numed
WHO (2015) Singkat Kata Stunting. (di unduh pada tanggal 10 Januari 2022 di https://www-who-int.translate.goog/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc